Kamis, 4 Juli 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

PSU Anggota DPD RI di Sumbar 2024: Keadilan yang Pasti Merugikan

Ilustrasi masyarakat yang hidup di tengah kemiskinan, mengikuti pemilihan ulang di daerahnya. Bendera putih menjadi simbol masyarakat yang tak berdaya menghadapi kondisi tersebut. (Gambar: TimDF)
452 pembaca

Kabar sahih akan dilaksanakan PSU Anggota DPD RI di Sumbar ini. Harus, demi keadilan karena ada satu orang yang meminta haknya diberikan untuk ikut berkontestasi. Untuk cerita awalnya, dikira sebagian masayarakat tentu sudah tahu.

BIARLAH. Kalau memang sudah sesuai prosedur, ya dijalani. Sebab semua kita memang mempunyai porsi sama di negara ini. Yang penting tujuannya untuk membangun dengan kebaikan.

Namun bila benar PSU Anggota DPD RI di Sumbar terjadi, bagaimana dengan suara ratusan ribu yang telah dimenangkan empat calon yang bersuara paling tinggi. Dimulai dari nolkah? Kalau iya, adil juga kah bagi mereka?

Pasti mereka juga minta keadilan. Terlepas dari persoalan-persoalan itu semua, ada yang membuat penulis salut dengan pernyataan satu dari calon yang dinyatakan menang dalam kontestan DPD RI tersebut.

Mengingat jikalau PSU Anggota DPD RI di Sumbar dilaksanakan, yang tentu memakan banyak biaya. Rp 250 miliar atau lebih ceritanya. Beliau mau balasik saja dengan calon yang telah dinyatakan dikembalikan haknya untuk dipilih di Pemilu ulang ini.

”Sebaiknya, uang yang ratusan miliar tersebut disumbangkan untuk penduduk miskin yang ada.” Pernyataan yang disampaikan pada acara Detak Sumbar di Padang TV tersebut, seolah sang calon terpilih telah melaksanakan tugasnya, walaupun beliau belum dilantik dan belum digaji. Sebab, itulah kerja beliau mengurus umat agar hidup lebih baik.

Dengan uang ratusan miliar tersebut untuk Pemungutan Suara Ulang (PSU) itu, berapa masyarakat miskin bisa dibantu? Berapa anak bisa dilanjutkan sekolahnya? Berapa pasien bisa diberi gratis pengobatannya?

Balasik  atau cabut lotre begitu istilah Jelita Donal atau namanya yang cukup terkenal Ustadz Jel Fatullah untuk menghadapi kondisi ini. Ya, balasik termasuk cara untuk berkontestasi. Meriah, tanpa biaya, dan kontestas akan hiduik bakarelaan.

Apa dibenarkan balasik itu untuk menentukan kemenangan dalam masah negara ini. Terkadang kita harus menghela nafas panjang juga melihat persoalaan yang dipertontonkan.

Di satu sisi memang seseorang meminta hak. Namun di sisi lain, orang yang telah menang dikemanakan juga haknya jika dilakukan PSU Anggota DPD RI di Sumbar?

Padahal, mereka sesama calon tidak ada masalah. Akur-akur saja. Cuma, kenapa akhirnya harus ada hati yang dilukai. Kalau memang suara mereka yang telah berjuang nanti dinolkan.

Tidak telitikah para penseleksi dalam memeriksa kelengkapan berkas calon di awalnya? Tentu semua ada hujjah yang disiapkan. Cuma hujjah hanya akan menghamburkan rupiah.

Mungkin ada lagi yang mengatakan itulah alam demokrasi. Butuh biaya. Sehingga, PSU Anggota DPD RI di Sumbar dianggap hal yang wajar.

Betul demokrasi butuh biaya? Kalau diperdebatkan akan panjang. Barundiang malam bahabih minyak, barundiang siang bahabih ari.

Masukan ustadz Jel Fatullah satu di antara calon terpilih sangat mantap. Balasik, sangat payah kata untuk disampaiakan. Beliau orang arif, banyak kecek banyak nan sasek. Keluarlah kata balasik tersebut.

Mudah-mudahan keputusan yang akan dijalankan membawa kebaikan pada masyarakat. Wallahu ‘alam bishawab. (*)


Irwandi Sikumbang
Penulis