Payakumbuh | Datiak.com – Rumah produksi tuak di kawasan Labuahbasilang, Payakumbuh Barat seperti tak ada jeranya. Buktinya, meskipun sudah pernah digerebek hingga berurusan di hukum, minuman beralkohol hasil fermentasi tersebut tetap diproduksi.
Jumat siang (10/7), Tim 7 Pemerintah Kota Payakumbuh bersama Tim Kusuma Singgalang Polresta Payakumbuh, kembali menggerebek aktivitas usaha pembuatan minuman haram itu. Hasilnya, jumlah tuak yang diamankan lebih banyak dibandingkan penertiban di akhir tahun 2019 lalu.
“Di Payakumbuh ini, pelakunya memang itu itu saja. Penggerebekan di Labuahbasilang kali ini, jumlah tuak yang diamankan bahkan lebih banyak dibandingkan 2019,” kata Kepala SatpolPP Damkar Payakumbuh, Davitra.
Katanya, barang-bukti tuak yang disita mencapai 945 liter atau mendekati satu ton. Tuak-tuak itu disimpan dalam 4 drum dan 19 jeriken. Selain itu, petugas juga mengamankan 4 paket kulit kayu raru, yang biasanya dicampur kedalam bahan baku tuak.
“Akhir 2019 kemarin, tuak yang disita 750 liter dan 5 kilogram kayu raru untuk pembuatan tuak. Jika dulu yang diproses suaminya, sekarang malah istrinya,” ungkap Davitra.
“Walaupun di masa pandemi covid-19, perkara ini akan tetap dilimpahkan ke PN Payakumbuh, untuk menjalani sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring). Nanti biar hakim yang memutuskan,” tambahnya.
Davitra menjelaskan bahwa razia rumah produksi tuak itu, dilaksanakan sesuai perintah Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016, tentang Pencegahan, Penindakan, dan Pemberantasan Penyakit Masyarakat.
“Pelanggaran terhadap Perda Pekat ini ancaman kurungannya maksimal 3 bulan dan denda maksimal 50 juta,” pungkasnya. (da.)
Discussion about this post